Monday, August 27, 2012

6 Tips Jantung Sehat

1. Kurangi makanan berlemak jenuh tinggi.
Lemak jenuh mudah diubah menjadi “kolesterol jahat” yang berisiko menimbulkan penyakit jantung koroner. Anda harus mencermatinya. Kulit unggas, daging merah/ sandung-lamur dan susu murni mengandung banyak lemak jenuh. Perbanyak makan seafood yang kaya omega-3 dan sayuran/buah-buahan kaya serat dan vitamin. Pilih susu rendah lemak.

2. Kurangi porsi garam.
Bila Anda memiliki tekanan darah tinggi, waspadai makanan yang mengandung garam dan MSG tinggi. Gantilah snack seperti kacang bawang, kripik, roti kering yang asin dengan snack rendah garam.

3. Ambil setiap kesempatan untuk berolah raga.
Pilih naik tangga dibandingkan naik lift. Parkir kendaraan Anda lebih jauh agar Anda dapat berjalan kaki lebih lama. Kerjakan sebagian pekerjaan rumah yang biasa diserahkan pembantu, seperti mengepel lantai atau mencuci kendaraan. Sempatkan berjalan-jalan sore (“JJS”) dengan keluarga.

4. Kendalikan berat badan.
Jaga berat badan Anda agar tidak kegemukan. Bila Anda saat ini kegemukan, ikuti program yang secara bertahap dapat menurunkan berat badan Anda. Obesitas membuat Anda lebih rentan terhadap banyak penyakit.

5. Monitor tekanan darah dan tingkat kolesterol.
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mengukur tekanan darah dan kadar kolesterol dalam darah Anda. Hipertensi seringkali hadir tanpa disadari, sehingga sering disebut “silent killer”.

6. Kurangi stress.
Stress yang tinggi meningkatkan risiko serangan jantung. Ambil waktu untuk bersantai, perbanyak bergaul dengan orang lain yang membuat Anda gembira dan sejenak melupakan beban hidup. Istirahat secukupnya.

sumber : http://majalahkesehatan.com/6-tips-jantung-sehat/

Saturday, August 25, 2012

Model Pembelajaran Quantum Teaching

Pembelajaran quantum teaching adalah salah satu metodologi pembelajaran yang dipandang baru meskipun sebenarnya sudah ada sebelumnya. Dibandingkan dengan falsafah dan metodologi pembelajaran lainnya, seperti: Pembelajaran kooperatif, pembelajaran terpadu, pembelajaran aktif, pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning, CTL), pembelajaran berbasis projek (project based learning), pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), pembelajaran interaksi dinamis. Falsafah dan metodologi pembelajaran kuantum yang disebut terakhir tampak relatif lebih populer.

Pembelajaran quantum teaching adalah mengubah belajar menjadi meriah dengan segala nuansanya. Dalam quantum teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.Pembelajaran quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas. Interaksi yang menjadikan landasan dan kerangka untuk belajar (De porter. B, 2004).

Dalam pembelajaran quantum teaching interaksi yang ada mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Unsur tersebut terbagi menjadi dua kategori yaitu: konteks dan isi. Konteks adalah latar belakang pengalaman guru. Sedangkan isi adalah bagaimana guru menyajikan materi. Interaksi dari konteks dan isi dapat mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa. Jika dikaitkan dengan situasi belajar-mengajar di sekolah, unsur-unsur yang sama tersusun dengan baik yaitu suasana, lingkungan, landasan, rancangan, penyajian, dan fasilitas.

Empat ciri dari kerangka konseptual tentang langkah-langkah pengajaran dalam model pembelajaran quantum teaching yaitu:
(1) adanya kesempatan yang luas kepada seluruh para siswa untuk terlibat aktif dan partisipasi dalam pengajaran;
(2) adanya kepuasan pada diri si anak dengan pengakuan terhadap temuan dan kemampuan yang ditunjukkan;
(3) adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarkan; dapat dilihat dari adanya pengulangan terhadap sesuatu yang sudah dikuasainya.
(4) adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang dihasilkan siswa, dalam bentuk konsep, teori, model dan sebagainya, (De porter. B, 2004).

Sejarah Munculnya Model Pembelajaran Quantum Teaching
Model pembelajaran quantum teaching muncul di Super Comp, sebuah program percepatan Quantum Learning yang ditawarkan Learning Forum, sebuah perusahaan pendidikan internasional yang menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi (De Porter, 1992). Selama dua belas hari (menginap), siswa-siswa mulai usia 9 tahun sampai 24 tahun memperoleh kiat-kiat yang membantu mereka dalam mencatat, menghafal, membaca cepat, menulis, berkreatifitas, berkomunikasi dan membina hubungan serta kiat-kiat yang meningkatkan kemampuan mereka menguasai hal-hal dalam kehidupan. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti Super Comp mendapatkan nilai yang lebih baik, lebih banyak berpartisipasi, dan lebih bangga akan diri mereka sendiri (Vos Groenendal)

Quantum teaching dalam pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi di dalam kelas antara siswa dengan lingkungan belajar yang efektif. Dalam quantum teaching bersandar pada konsep ‘bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan quantum teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.

Asas Utama Model Pembelajaran Quantum Teaching
Asas utama quantum teaching adalah “bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Dari asas utama ini, dapat disimpulkan bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh siswa. Cara yang dilakukan seorang pendidik meliputi: untuk apa mengajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa mereka kedalam dunia kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. “Dunia kita” dipeluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru. (De porter. B, 2004)

Prinsip-prinsip Pembelajaran Quantun Teaching
Quantun Teaching memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap;
a.) Segalanya berbicara
b.) Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, kertas yang guru bagikan hingga rancangan pelajaran, semua mengirim pesan tentang pelajaran.
c.) Segalanya bertujuan
d.) Pengalaman sebelum pemberian nama
e.) Proses belajar paling efektif terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.
f.) Akui setiap usaha
g.) Setiap mengambil langkah, siswa patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
h.) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan

Sintaks Pembelajaran Quantum Teaching
Quantum teaching mempunyai dua bagian penting yaitu dalam konteks dan isi. Sintaks pembelajaran quantum teaching adalah Tumbuhkan, Alami, Namai, Demostrasikan, Ulangi dan Rayakan (TANDUR). Adapun maksudnya adalah sebagai berikut:


  1. Menumbuhkan minat dengan memuaskan “apakah manfaatnya bagiku (pelajar)” dan memanfaatkan kehidupan pelajar;
  2. Menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh semua pelajar;
  3. Menamai kegiatan yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar dengan menyediakan kata kunci, konser, model, rumus, strategi, sebuah “masukan”;
  4. Menyediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan (mendemonstrasikan) bahwa mereka tahu;
  5. Menunjuk beberapa pelajar untuk mengulangi materi dan menegaskan “aku tahu bahwa aku memang tahu ini”;
  6. Merayakan atas keberhasilan yang sudah dilakukan oleh pelajar sebagai pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan (De porter B, 2003).

Pembelajaran quantum teaching adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Asas utama Quantum Teaching bersandar pada konsep; Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Artinya bahwa pentingnya seorang guru untuk masuk ke dunia siswa sebagai langkah pertama dalam proses pembelajaran.

Sumber:
http://sarkomkar.blogspot.com/2009/02/model-pembelajaran-quantum-teaching.html
http://www.sarjanaku.com/2011/04/pembelajaran-quantum-teaching-serta.html

Cara Pengajuan NISN Baru dan Perbaikan Data

Seperti yang ditulis SekolahDasar.Net sebelumnya NISN merupakan layanan sistem pengelolaan nomor induk siswa secara nasional yang dikelola oleh Pusat Data dan Statistik Kemdiknas yang merupakan bagian dari program Dapodik (Data Pokok Pendidikan) Kementerian Pendidikan Nasional.

Setiap siswa yang terdaftar pada Layanan NISN akan diberi kode pengenal identitas siswa yang bersifat unik, standar dan berlaku sepanjang masa yang membedakan satu siswa dengan siswa lainnya di seluruh sekolah se-Indonesia.

Penentuan dan pemberian kode pengenal identitas NISN siswa tersebut berdasarkan pengajuan atau masukan (entry) sumber data siswa yang telah divalidasi atau diverifikasi oleh setiap sekolah dan atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota secara online.

Sering dijumpai permasalaha atau pertanyaan terkait dengan NISN. Misalnya mulai bagaimana cara mengusulkan NISN baru, lalu jika ada data siswa di NISN ada yang salah, bagaimana cara memperbaikinya. Bagaimana jika siswa pindah sekolah, Bagaimana cara pengajuan pindah keluar.

Ada tiga layanan Dapodik (Data Pokok Pendidikan) mengenai NISN (Nomor Induk Siswa Nasional), yaitu:
1. Pengajuan NISN Baru
2. Pengajuan Pindah Keluar
3. Perbaikan Biodata Siswa

1. Cara Pengajuan NISN Baru
Pengajuan NISN baru ini hanya berlaku bagi siswa selain kelas 1, 7 dan 10. Untuk pengajuan NISN baru harus mengisi formulir B.3.3. Anda dapat men-download Formulir B.3.3 Pengajuan NISN Baru di sini. Cetak/print formulir tersebut dan diisi secara manual. Formulir tersebut memuat keterangan:
  • Data yang mengajukan, (1). Nama (2) Status (pilih: orang tua, wali siswa, siswa)
  • Data Mutasi Siswa, keterangan yang harus diisikan adalah : NPSN, Nama Sekolah, Tampat Lahir, Tanggal Lahir, Alamat, Nama Siswa, Tingkat (Kelas), Jenis Kelamin

Formulir ini diisi dan ditandatangani oleh yang mengajukan. Formulir pengajuan NISN baru diserahkan kepada Operator Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Sekolah atau Dinas Pendidikan KabupatenKota setempat. Bagi pihak sekolah dapat mengirim formulir tersebut ke PDSP melalui email: nisn_pdsp@yahoo.com untuk diberikan NISN.

2. Cara Pengajuan Pindah Keluar
Untuk pengajuan pindah sekolah harus mengisi formulir B.3.2. Formulir ini hanya berlaku di wilayah Kabupaten/Kota asal siswa. Anda dapat men-download Formulir B.3.2 Pengajuan pindah sekolah di sini. Cetak/print formulir tersebut dan diisi secara manual. Formulir tersebut memuat keterangan:
  • Data yang mengajukan, berisi keterangan (1). Nama (2) Status (pilih: orang tua, wali siswa, siswa)
  • Data Mutasi Siswa, keterangan yang harus diisikan adalah : NISN, Nama Siswa, Sekolah asal Asal, Tampat Lahir, Tanggal Lahir, NPSN asal, Nama Sekolah Tujuan, No. Surat Mutasi, NPSN Tujuan, Tingkat (Kelas)

Formulir ini diisi dan ditandatangani oleh yang mengajukan dan menyertakan surat keterangan mutasi dari sekolah asal. Formulir pengajuan NISN baru diserahkan kepada Operator Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Sekolah atau Dinas Pendidikan KabupatenKota setempat. Bagi pihak sekolah dapat mengirim formulir tersebut ke PDSP melalui email: nisn_pdsp@yahoo.com untuk diberikan NISN.

3. Cara Perbaikan Biodata NISN Siswa
Untuk perbaikan biodata siswa harus mengisi formulir B.3.1. Anda dapat men-download Formulir B.3.1 Perbaikan Data Siswa di sini. Cetak/print formulir tersebut dan diisi secara manual. Formulir tersebut memuat keterangan:
  • Data yang mengajukan, berisi data (1). Nama (2) Status (pilih: orang tua, wali siswa, siswa)
  • Data Mutasi Siswa, keterangan yang harus diisikan adalah : NPSN, Nama Sekolah, NISN, Tingkat (Kelas), Nama Siswa, Jenis Kelamin, Tampat Lahir, Tanggal Lahir, Alamat.

Formulir ini diisi dan ditandatangani oleh yang mengajukan. Formulir pengajuan NISN baru diserahkan kepada Operator Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Sekolah atau Dinas Pendidikan KabupatenKota setempat. Bagi pihak sekolah dapat mengirim formulir tersebut ke PDSP melalui email: nisn_pdsp@yahoo.com untuk diberikan NISN.

Bila ingin mencari atau mengecek NISN, silakan klik tautan berikut:

Jika mengalami kesulitan, bisa menghubungi Pusat Pelayanan Dapodik :
Telepon (021) 57905777, (021) 57905184, (021) 57904069,
Fax : (021) 57950230,
Email : dapodik@jardiknas.org

Langkah-langkah Menyusun RPP Berkarakter

Setelah membuat silabus sebagai program pengajaran, guru harus mengimplementasikan program yang telah disusunnya itu dengan Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kemudian RPP tersebut merupakan pegangan dan pedomana bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas untuk setiap kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik.

Muncullah istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berkarakter. Di dalam RPP berkarakter di dalam kegiatan pembelajaran (skenario/langkah pembelajaran) terdapat 3 tahapan, yaitu Tahapan Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi. Bagi sebagian banyak guru menyusun RPP Berkarakter dengan menggunakan tahapan Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi adalah hal yang baru.

RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar. Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP tersebut. Di dalam RPP secara rinci harus memuat Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian.

Langkah-langkah menyusun RPP Berkarakter dengan menggunakan tahapan Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi:

Identitas RPP, mencangkup:
Nama sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi Waktu

Catatan:
RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator dikutip dari silabus yang telah disusun oleh satuan pendidikan. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar yang bersangkutan, yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan. Oleh karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya.

A. Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar kompetensi diambil dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar). Sebelum menuliskan Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar Isi mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut :
  • Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD
  • Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran
  • Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran

B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi Dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi. Sebelum menentukan atau memilih Kompetensi Dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  • Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan Kompetensi Dasar
  • Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran
  • Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran

C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan atau yang harus dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan.

D. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus.

E. Metode Pembelajaran/Model Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar dalam kegiatan pembelajaran harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan dalam setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan :

a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan un­tuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di­lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang­kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi ini guru melakukan

1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru:
  • Memberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru
  • Mendiskusikan materi bersama siswa
  • Memberikan kesempatan pada peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan cara penyelesaian suatu soal.
  • Melibatkan peserta didik dalam membahas contoh dalam Buku

2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi guru:
  • Membiasakan peserta didik membaca dan membuat data dalam bentuk tabel atau diagram
  • Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas mengerjakan latihan soal yang ada pada buku ajar

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru:
  • Memberikan umpan balik pada peserta didik dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan pada peserta didik yang telah dapat menyelesaikan tugasnya.
  • Memberi konfirmasi pada hasil pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh peserta didik melalui sumber buku lain.
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang sudah dilakukan
  • Memberikan motivasi kepada peserta didi yang kurang dan belum bisa mengikuti dalam materi mengenai cara membaca dan membuat data dalam bentuk tabel (daftar), cara membaca dan membuat data dalam bentuk diagram.

c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un­tuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

G. Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

H. Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.

Berikut contoh  RPP Berkarakter dengan menggunakan tahapan Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi untuk Sekolah Dasar (SD), agar lebih mudah lagi memahami. Kemudian guru dapat mengembangkannya sendiri dengan karakter peserta didik dan kondisi sekolah masing-masing:

Catatan dari saya (Hadi Soebarnaz) :
Walaupun pada tulisan diatas tidak tercantum IPK (Indikator Pencapaian Kompetensi) hendaklah seorang guru mencantumkan IPK pada pembuatan RPP, karena dalam 1 (satu) KD terkadang mempunyai banyak IPK yang tidak mungkin diajarkan dalam satu pertemuan KBM. Jadi kita dapat memilah/membagi IPK untuk beberapa pertemuan KBM. Sehingga dalam tiap pertemuan KBM, guru dapat dengan mudah lebih fokus dan menentukan target pembelajaran tiap pertemuan KBM.