Friday, June 15, 2012

Kenali Efek Samping Sering Konsumsi Antibiotik ...

Go4HealthyLife.com, Jakarta – Masih banyak pasien atau dokter yang beranggapan bahwa obat biasa tak cukup efektif dalam menyembuhkan suatu penyakit. Itulah mengapa banyak diresepkan antibiotik.

Tapi tahukah Anda bahwa terlalu sering mengonsumsi antibiotik justru akan menyebabkan tubuh kebal terhadap obat, dan efek ini baru akan hilang setelah setahun. Ini tentu berbahaya jika dalam periode itu kita mengalami penyakit serius yang butuh penangangan yang serius pula. Artinya, jika tubuh sudah kebal terhadap obat, maka obat apapun kemungkinan besar tidak akan bermanfaat lagi.

Lebih banyak antibiotik yang diresepkan untuk mengatasi batuk, flu atau infeksi saluran kencing, akan lebih banyak bakteri yang kebal, kata sekelompok peneliti Inggris yang menganalisis 24 studi sebelumnya yang mengamati resistensi antibiotik.

"Efek paling nyata terlihat setelah sebulan mengonsumsi antibiotik, tapi efek ini baru akan hilang sekitar setahun. Dan efek residu antibiotik inilah yang menjadi pemicu tingginya angka kekebalan terhadap obat di tengah masyarakat," ujar Alastair Hay, peneliti dari Bristol University, yang juga ketua tim peneliti riset ini.

Para ahli medis mengatakan pemakaian antibiotik berlebihan terjadi di Eropa, Amerika Serkat dan sejumlah negara kaya lainnya, dan fakta ini bakal mengancam upaya pengobatan penyakit serius, seperti bedah penggantian tulang pinggul, terapi kanker hingga perawatan di ICU.

Hay mengatakan studi ini menunjukkan bagaimana tingkat kekebalan terhadap obat semakin bertambah dan masalah ini kemudian diterjemahkan ke dalam masalah kesehatan serius pada komunitas atau masyarakat yang lebih luas.

Sebenarnya antibiotik diperlukan pada semua terapi atau pengobatan untuk mencegah infeksi bakteri, namun ini bisa saja menjadi sia-sia jika dipergunakan secara berlebihan, karena bakteri itu selalu punya cara untuk mengelabuinya, kata Hay dalam studinya yang diterbitkan di British Medical Journal.

Saat ini bakteri yang kebal terhadap multi obat itu sudah menjadi keprihatinan di banyak rumah sakit di seluruh dunia, dan itu ditandai dengan meningkatkan kasus infeksi "superbug" seperti methicillin-resistant Staphyloccus aureus (MRSA).


from : http://www.go4healthylife.com/articles/1451/1/Kenali-Efek-Samping-Sering-Konsumsi-Antibiotik/Page1.html

Daftar Makanan yang Efektif Menangkal Flu ...

Go4HealthyLife.com, Jakarta - Salah satu penyakit yang paling sering hinggap di musim penghujan adalah flu dan demam. Meski kelihatannya sepele, namun jika dibiarkan bisa mengganggu produktivitas lho.

Sebenarnya ada cara mudah untuk menangkal virus flu agar tak hinggap di tubuh, yaitu dengan cara meningkatkan kekebalan. Jenis-jenis makanan di bawah ini direkomendasikan oleh profesor gizi di Culinary Institute of America, Suki Hertz seperti dilansir  iVillage.com, untuk dikonsumsi agar kekebalan tubuh meningkat. Simak daftarnya ya:

1. Jeruk
Jeruk mengandung vitamin C dan antioksidan yang kuat tapi rendah kalori.

2. Telur
Kuning telur merupakan sumber yang baik dari mineral yang mendukung sistem kekebalan tubuh. Protein dalam putih telur memiliki kandungan yang sangat tinggi. Mengonsumsi telur, baik bagian kuningnya atau putihnya sangat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Untuk memberikan sistem kekebalan tubuh yang baik, gabungan antara telur panggang, bayam dan tomat mungkin bisa dicoba.

3. Tahu
Tahu adalah protein yang lengkap. Olahan dari kedelai ini merupakan sumber kalsium dan asam lemak omega-3. Semua kandungan yang ada dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.

4. Pepaya
Pepaya memiliki kandungan zat antiperadangan. Pepaya juga sumber yang sangat baik dari vitamin C. Buah ini mengandung beta karoten, sebuah fitonutrisi yang dapat diubah menjadi vitamin A dalam tubuh, menjaga mata dan mempertahankan kelembaban kulit.

5. Kiwi
Kiwi mengandung antara 90 dan 110 miligram vitamin C. Buah ini mengandung mineral yang penting untuk meningkatkan kekuatan otot dan saraf. Kiwi sangat baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh karena mengandung flavonoid dan karotenoid sebagai antioksidan yang membantu kesehatan pernafasan, dan jantung.

6. Keju
Keju mengandung selenium, antioksidan kuat yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.

from : http://www.go4healthylife.com/articles/4922/1/Daftar-Makanan-yang-Efektif-Menangkal-Flu/Page1.html

Kapan Saatnya Tubuh Membutuhkan Antibiotik?

Go4HealthyLife.com, Jakarta - Penggunaan antibiotik tetap perlu untuk menjaga tubuh dari serangan kuman. Tapi bila tak hati-hati dalam mengonsumsi antibiotik, tubuh pula yang akan menjadi tumbalnya.

Pasalnya, penggunaan antibiotik yang tidak pada tempatnya bisa menciptakan kuman super. Untuk itu diperlukan kecermatan dan kehati-hatian sebelum memutuskan untuk mengonsumsi obat, terutama antibiotik.

Untuk memberikan resep antibiotik bagi pasiennya, dokter perlu melakukan pemeriksaan melalui laboratorium atau dengan mengamati sejumlah gejala tertentu.

Ada beberapa kondisi yang mengindikasikan sudah saatnya tubuh memerlukan antibiotik, antara lain:

1. Demam
Infeksi bakteri dapat memicu yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh, dan biasanya juga disertai dengan badan gemetar atau menggigil. Jika tidak ada tanda-tanda seperti ini, dokter biasanya tidak akan menulis resep antibiotik untuk pasiennya.

Tetapi perlu diingat, tidak semua demam selalu memerlukan antibiotik, terutama jika demam itu disebabkan oleh infeksi virus influenza. Infeksi flu tidak perlu antibiotik dan tidak bisa disembuhkan dengan obat, melainkan akan sembuh dengan sendirinya.

2. Sakit berkepanjangan
Infeksi virus influenza bisa diobati dengan antibiotik hanya jika flu ini tidak kunjung sembuh, yang dapat menyebabkan penyakit lain seperti infeksi sinus. Jika gejala flu tidak kunjung reda selama beberapa pekan, bisa saja dokter meresepkan antibiotik.

3. Dahak kekuningan
Warna dari sekresi pernapasan, seperti lendir dan dahak bisa menjadi pertanda jenis infeksi yang terjadi, apakah virus flu atau infeksi bakteri. Jika infeksi flu, maka lendir akan tetap bening dan tidak kental, sementara untuk infeksi bakteri lendir akan kental dan berwarna kekuningan atau kehijauan.

4. Tenggorokan sakit
Jika terjadi infeksi bakteri di tenggorokan akan ditandai dengan adanya bercak putih di tenggorokan yang sakit, dan tenggorokan biasanya akan berwarna merah. Kebanyakan demam diawali dengan tenggorokan yang sakit, tetapi kondisi ini tidak selalu diobati dengan antibiotik. Jika tengorokan yang sakit tidak ditandai dengan bercak putih, kondisi ini dapat diatasi dengan obat anti-peradangan.

5. Hasil uji laboratorium
Sebenarnya cara paling akurat untuk menentukan infeksi bakteri adalah dengan melakukan pengujian laboratorium pada sampel lendir atau air seni, tapi ini butuh banyak waktu dan biaya. Dokter bisa meresepkan antibiotik tanpa melakukan uji laboratorium jika tanda-tanda lain cukup kuat untuk membuktikan adanya infeksi bakteri.

from : http://www.go4healthylife.com/articles/3396/1/Kapan-Saatnya-Tubuh-Membutuhkan-Antibiotik-/Page1.html


Bookmark and Share

Bila Anak Demam Jangan Langsung Diberi Penurun Panas

Go4HealthyLife.com, Jakarta - Biasanya para orangtua akan panik jika mengetahui anak mereka mengalami demam, sehingga mereka akan langsung memberikan obat penurun panas.

Tapi sebenarnya para orangtua tak perlu terlalu cemas bila mendapati suhu tubuh anak mereka meningkat, demikian saran dari American Academy of Pediatrics (AAP) seraya mengingatkan orang tua bahwa demam biasanya hanya respons alami tubuh terhadap penyakit, dan menurunkan demam justru akan memperlama penyakit.

AAP merekomendasikan, secara umum orangtua hanya perlu mengobati demam jika kondisi itu membuat anak mereka merasa tidak nyaman.

"Demam adalah salah satu kondisi yang paling sering membuat orangtua menghubungi dokter atau penyedia layanan kesehatan. Para orangtua ketakutan, dan ditambah lagi dengan adanya banyak mitos tentang hal-hal buruk yang dapat terjadi ketika anak demam," kata penulis utama studi, Dr. Janice Sullivan, seorang profesor perawatan klinis pediatrik dan farmakologi klinis di University of Louisville School of Medicine dan Kosair Children's Hospital, di Kentucky.

"Kadang-kadang, orangtua berpikir bahwa jika mereka mengobati demam, anak mereka akan sembuh lebih cepat, tetapi demam adalah tanda penyakit, dan itu cara tubuh memperlambat kuman sehingga mudah menyingkirkan mereka. Demam adalah salah satu pemicu agar tubuh Anda menghasilkan lebih banyak sel darah putih. Jika Anda menurunkan demam, maka anak Anda tidak mungkin memproduksi banyak sel darah putih untuk melawan infeksi," jelasnya.

"Para keluarga perlu mengingat bahwa ketika seorang anak demam, itu merupakan gejala, bukan masalah utama. Demam dapat bermanfaat, jadi orangtua harus benar-benar mengetahui apa yang menyebabkan demam, bukan demamnya yang diobati," saran Dr. Basil Zitelli, dokter anak di Children's Hospital of Pittsburgh.

Laporan AAP, yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics edisi Maret, menunjukkan bahwa ketimbang berfokus pada angka di termometer, orangtua seharusnya melihat perilaku anak mereka apakah sudah perlu diberikan obat penurun panas atau belum.

"Jika anak Anda masih bisa makan dan minum dengan baik, dan masih terlibat dalam beberapa kegiatan - meskipun mereka mungkin tidak aktif seperti biasa - dan tidak tampak sangat tidak nyaman, biarkan tubuh anak menggunakan mekanisme pertahanan alaminya," kata Zitelli.

Di sisi lain, jika anak Anda tampak lesu dan tidak nyaman, Anda bisa menggunakan obat demam, seperti acetaminophen (Tylenol) atau ibuprofen (Advil, Motrin) sehingga anak Anda merasa sedikit lebih baik. Berikan obat ini sesuai anjuran dokter atau label dalam kemasan obat, yaitu berdasarkan usia anak dan berat badan.

Namun, AAP menyarankan agar berhati-hati ketika memberikan obat demam, karena bila kelebihan dosisi dapat mengancam jiwa. Apalgi, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sekitar 50 persen orangtua tidak memberikan anak-anak obat dengan dosis yang tepat.

Sullivan mengatakan bahwa sangat penting bagi orangtua untuk tidak memberikan anak-anak mereka dengan obat demam untuk orang dewasa, sekalipun dengan membelah tablet agar dosisnya benar. "Sangat penting untuk menggunakan obat yang sesuai dengan usia anak, dan gunakan alat pengukur yang sesuai," kata Sullivan.


Laporan AAP juga mengingatkan orangtua untuk tidak memberikan aspirin kepada anak-anak, karena penggunaannya telah dikaitkan dengan perkembangan kondisi yang berpotensi mengancam jiwa, yang disebut sindrom Reye. AAP juga tidak menyarankan untuk membasuh dengan alkohol untuk pendinginan, karena akan terlalu banyak alkohol yang diserap melalui kulit.

Secara umum, orangtua harus menghubungi dokter anak jika:

    * Seorang bayi di bawah 3 bulan dan mengalami demam hingga 38 derajat Celsius atau lebih.
    * Seorang bayi antara 3 dan 6 bulan mengalami demam hingga 38,6 derajat Celsius atau lebih.
    * Seorang anak berusia 1 tahun lebih yang mengalami demam hingga 39,4 derajat Celsius atau lebih.
    * Setiap anak yang menderita demam disertai dengan rasa lesu, sakit kepala, ruam kulit, sulit bernapas      atau dehidrasi.

from : http://www.go4healthylife.com/articles/3865/1/Bila-Anak-Demam-Jangan-Langsung-Diberi-Penurun-Panas-/Page1.html
















Wednesday, June 13, 2012

Pengelolaan Sampah yang ramah lingkungan di sekolah

Oleh: Nasih Widya Yuwono
Makalah disampaikan pada ” Pelatihan Pengembangan Sekolah Hijau untuk guru-guru SMK RSBI  se-DIY”, LPPM UGM bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Provinsi DIY, Yogyakarta: 25-28 Oktober 2010.

Pengertian Sampah
Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan [manusia] yang berwujud padat [baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai] dan dianggap sudah tidak berguna lagi [sehingga dibuang ke lingkungan]. Alam tidak mengenal sampah, yang ada hanyalah daur materi dan energi. Hanya manusia yang menyampah [mengakibatkan munculnya sampah].
Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan bahan buangan, karena tidak ada proses konversi yang memiliki efisiensi 100%. Sebagian besar bahan buangan yang dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini bersifat organik [memiliki ikatan CHO, bagian tubuh makhluk hidup]. Sampah yang berasal dari aktivitas manusia yang dapat bersifat organik maupun anorganik. Contoh sampah organik adalah: sisa-sisa bahan makanan, kertas, kayu dan bambu. Sedangkan sampah anorganik [hasil dari proses pabrik] misalnya: plastik, logam, gelas, dan karet.
Ditinjau dari kepentingan kelestarian lingkungan, sampah yang bersifat organik tidak begitu bermasalah karena dengan mudah dapat dirombak oleh mikrobia menjadi bahan yang mudah menyatu kembali dengan alam. Sebaliknya sampah anorganik sukar terombak dan menjadi bahan pencemar.
Pencemaran lingkungan umumnya berasal dari sampah yang melonggok  pada suatu tempat penampungan atau pembuangan. Perombakan sampah organik dalam suasana anaerob [miskin oksigen] akan menimbulkan bau tak sedap. Makin tinggi kandungan protein dalam sampah, makin tak sedap bau yang ditimbulkan. Dampak lain karena timbunan sampah dalam jumlah besar adalah lingkungan yang kotor dan pemandangan yang kumuh.
Timbunan sampah menjadi sarang bagi vektor dan penyakit. Tikus, lalat, nyamuk akan berkembang biak dengan pesat. Ruang yang ada dicelah-celah sampah dapat berupa ban, kaleng bekas, kardus, dan lain-lain merupakan hunian yang ideal bagi tikus. Lalat pada umumnya berkembangbiak pada sampah organik, terutama pada sampah yang banyak mengandung protein, seperti sisa makanan.  Suasana yang lembab dan hangat sangat cocok untuk habitat nyamuk. Sampah organik menyediakan sumber makanan yang melimpah bagi mereka.
Karakteristik sampah di Sekolah
            Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Secara umum sampah dapat dipisahkan menjadi :
  1. Sampah organik/mudah busuk  berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan kulit buah-buahan, sisa ikan dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan ranting).
  2. Sampah anorganik/tidak mudah busuk berupa : kertas, kayu, kain, kaca, logam, plastik , karet dan tanah.
            Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya sedikit sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan sedikit logam. Sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan dan daun pisang pembungkus makanan.
Pengelolaan sampah
  1. Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda.
  2. Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:
    • Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih memungkinkan untuk dipakai [penggunaan kembali botol-botol bekas].
    • Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.
    • Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi barang yang lebih berguna [daur ulang sampah organik menjadi kompos].
  3. Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir(TPA).
Sampah yang dibuang ke TPS ditempatkan berdasarkan pemilahan sampah yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan karena sampah organik cepat membusuk sementara sampah non organik membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membusuk sehingga memerlukan perlakuan khusus. Untuk TPS yang sengaja disediakan oleh pihak sekolah sebaiknya TPS tersebut berupa lubang yang dilengkapi dengan sistem penutup sehingga tikus, serangga, dan hewan-hewan tertentu tidak masuk ke dalamnya dan juga untuk menghindari bau dari sampah yang bisa mengganggu.
Untuk memudahkan jangkauan biasanya juga disediakan bak-bak sampah kecil yang ditempatkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau sebagai tempat penampungan sampah sementara sebelum dibuang ke TPS. Penampungan sampah dalam bak sampah ini juga sebaiknya dipisahkan menjadi tempat sampah organik dan anorganik dan kalau sudah penuh harus segera dibuang ke TPS atau langsung diambil oleh petugas kebersihan untuk dibuang ke TPA.
Perancangan Pengelolaan Sampah di Sekolah
Di lingkungan sekolah, pengelolaan sampah membutuhkan yang perhatian serius. Dengan komposisi sebagian besar penghuninya adalah anak-anak [warga belajar] tidak menutup kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai media pembelajaran bagi siswa-siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah berwawasan lingkungan.
Sampah basah bisa diolah menjadi kompos. Prosesnya mudah dan sederhana. Anak usia sekolah SD hingga SLTA bisa mengerjakan sendiri. Pembuatan kompos dengan sampah basah di sekolah bisa menjadi media pembelajaran untuk anak didik. Setidaknya anak akan belajar tentang Ilmu Pengetahuan Alam. Anak juga akan belajar menghargai lingkungan. Mereka akan belajar bagaimana sampah itu bisa bermanfaat bagi manusia bukan hanya sebagai sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk memupuk tanaman yang ada atau sebagi bahan campuran media tanam dalam pot.
Kertas bekas yang dihasilkan banyak sekali yang berjenis HVS. Jenis kertas ini di kalangan pemulung memiliki harga yang paling tinggi. Belum lagi kertas karton, kertas pembungkus makanan dan kertas jenis lainnya. Khusus untuk sampah kertas, bisa dilakukan dua hal untuk pengelolaannya.
  1. Yang pertama adalah daur ulang sebagai pengelolaan sendiri. Sampah kertas bisa didaur ulang dengan cukup mudah. Kertas bekas dipotong kecil-kecil dan direndam ke dalam air. Proses berikutnya adalah diblender hingga berubah menjadi bubur kertas. Dari sinilah kreativitas anak diperlukan. Bubur kertas bisa dijadikan bahan kertas daur ulang atau bisa dijadikan bahan dasar kreativitas lain, misalnya topeng kertas atau bentuk pigora.
  2. Bentuk pengelolaan kedua adalah sistem pemilahan untuk dijual. Kertas berjenis HVS dipisah dari jenis lain misalnya koran, karton dan kerdus. Kertas bekas yang sudah dipilah tadi dijual ke pemulung. Pemulung secara berkala akan datang ke sekolah untuk mengambil kertas tersebut.
Jenis sampah lain yang juga lumayan banyak di sekolah adalah plastik. Sampah ini sebagian besar terdiri dari bungkus plastik dan botol minuman mineral. Untuk jenis terakhir inilah yang sekarang banyak dicari orang. Botol minuman bekas yang berbahan plastik PET bisa didaur ulang menjadi biji plastik. Demikian juga halnya dengan kaleng minuman bekas yang berbahan logam. Sampah jenis ini juga sebaiknya dipilah, dikumpulkan untuk kemudian dijual. Anak-anak juga dapat berkreasi merangkainya menjadi barang kerajinan atau hiasan dinding.
Dengan sistem pemilahan ini diharapkan anak didik dapat belajar betapa sampah yang semula kotor dan menjijikkan ternyata memiliki nilai jual. Mata pelajaran ekonomi dapat dipelajari dari seonggok sampah di sekolah. Anak didik akan menyadari bahwa peluang kerja ada di sekitarnya, bukan hanya dicari tapi dapat juga diciptakan.
Dalam perancangan pengelolaan sampah di sekolah, para siswa perlu dilibatkan secara aktif. Hal ini dapat dilakukan dengan pembentukan regu-regu yang bertugas secara terjadwal. Kegiatan pameran dan kompetisi berkala dapat dilakukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap pengelolaan sampah.  Menulis di blog atau majalah dinding merupakan latihan yang bagus untuk menumbuhkan jiwa-jiwa mengelola sampah. Sehingga muncul kesadaran baru bahwa,  “Sampah bukan masalah, tetapi peluang”.

from : http://nasih.wordpress.com/2011/05/15/pengelolaan-sampah-yang-ramah-lingkungan-di-sekolah-2/

Ciri-ciri Makanan Berformalin

Cakrawala - Bagaimana cara pasti mengetahui jenis makanan yang mengandung formalin?
Deteksi formalin secara kualitatif ataupun kuantitatif dengan akurat hanya dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan pereaksi kimia.
Namun, kita pun sebagai orang awam tetap dapat mengetahui jenis makanan yang mengandung formalin dengan mengenali ciri-ciri makanan yang mengandung formalin dengan yang tidak mengandung formalin.
Berikut ciri-ciri pada makanan tertentu yang mengandung formalin :

Ikan segar berformalin 
Ciri-cirnya :

  • Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar 25 derajat celcius
  • Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan warna merah segar dan daging ikan terlihat putih bersih
  • Bau menyengat, bau ciri khas formalin
Ikan Asin berformalin
Ciri-cirinya :

  • Tidak rusak hingga 1 bulan, pada suhu kamar 25 derajat celcius
  • Ikan bersih dan cerah
  • Tidak berbau khas ikan asin
Mie Basah berformalin :
Ciri-cirinya :
  • Tidak rusak sampai dua (2) hari pada suhu kamar normal 25 derajat celcius
  • Bertahan hingga lebih dari 15 hari pada suhu lemari es 10 derajat celcius
  • Bau khas formalin yang agak menyengat
  • Tidak lengket, lebih mengkilap dibandingkan mie normal
Tahu berformalin
Ciri-cirinya :
  • Tahu tidak rusak hingga tiga (3) hari pada suhu kamar 25 derajat celcius
  • Dapat bertahan hingga lebih dari 15 hari di dalam lemari es pada suhu 10 derajat celcius
  • Tahu terasa keras, namun tidak padat
  • Bau agak menyangat, bau ciri khas formalin, dengan kandungan formalin 0.5-1 ppm
Pentol (Bakso) berformalin
Ciri-cirinya :
  • Bakso Tidak rusak sampai lima (5) hari pada suhu kamar 25 derajat celcius
  • Teksturnya sangat kenyal
kemudian yang ter baru nih,

Lontong berformalin
Ciri-cirinya :
  • Lontong dapat bertahan hingga lebih dari 1 minggu, dalam suhu kamar normal 25 derajat celcius
  • Jikia di potong/ di iris tidak lengket, kenyal dan bagus
  • Tekstur lebih menarik jika di potong
Semoga artikel ciri-ciri makanan berformalin ini dapat bermanfaat bagi Anda dan keluarga untuk lebih waspada dalam memilih makanan yang sehat dan berkualitas, sehingga Anda dan keluarga terhindar dari akibat yang tidak diinginkan.
Salam, Cakrawala

Membuat BROS atau PIN dari Plastik bekas atau botol plastik bekas

Membuat BROS atau PIN dari Plastik bekas atau botol plastik bekas
Untuk membuat pin atau bros dari plastik bekas, dapat anda lakukan dirumah atau ditempat kerja anda dengan sangat sederhana, yaitu hanya dengan kita melelehkan sebuah plastik dengan bentuk akhir tertentu. Plastik tidak perlu dibakar hangus, hanya kita panaskan, sedangkan untuk cetakan kita bisa mempergunakan sendok makan yang tidak terpakai lagi.

Cara Sederhana Membuat Kompos Skala Rumah Tangga

Cara sederhana membuat kompos skala rumah tangga ini merupakan artikel tentang cara praktis dan sederhana dalam membuat kompos dari sampah organik yang dihasilkan rumah tangga. Sampah-sampah organik seperti dedaunan, sisa sayuran, buah-buahan dapat dimanfaatkan menjadi kompos.
Membuat kompos merupakan bentuk dari recycle, salah satu unsur dari 3 R. Sehingga dengan mengolah sampah menjadi kompos berarti ikut membantu mengurangi permasalahn yang disebabkan sampah. Selain itu, kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan langsung sebagai media tanam ataupun pupuk organik.

Monday, June 11, 2012

Sejarah Singkat Imam Muslim

Imam Muslim dilahirkan di Naisabur pada tahun 202 H atau 817 M. Imam Muslim bernama lengkap Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al Qusyairi an Naisaburi. Naisabur, yang sekarang ini termasuk wilayah Rusia, dalam sejarah Islam kala itu termasuk dalam sebutan Maa Wara’a an Nahr, artinya daerah-daerah yang terletak di sekitar Sungai Jihun di Uzbekistan, Asia Tengah. Pada masa Dinasti Samanid, Naisabur menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan selama lebih kurang 150 tahun. Seperti halnya Baghdad di abad pertengahan, Naisabur, juga Bukhara (kota kelahiran Imam Bukhari) sebagai salah satu kota ilmu dan pusat peradaban di kawasan Asia Tengah. Di sini pula bermukim banyak ulama besar.

Sejarah Singkat Imam Bukhari

Kelahiran dan Masa Kecil Imam Bukhari
Imam Bukhari (semoga Allah merahmatinya) lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Badrdizbah Al-Ju’fiy Al Bukhari, namun beliau lebih dikenal dengan nama Bukhari. Beliau lahir pada hari Jumat, tepatnya pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Kakeknya bernama Bardizbeh, turunan Persi yang masih beragama Zoroaster. Tapi orangtuanya, Mughoerah, telah memeluk Islam di bawah asuhan Al-Yaman el-Ja’fiy. Sebenarnya masa kecil Imam Bukhari penuh dengan keprihatinan. Di samping menjadi anak yatim, juga tidak dapat melihat karena buta (tidak lama setelah lahir, beliau kehilangan penglihatannya tersebut). Ibunya senantiasa berusaha dan berdo’a untuk kesembuhan beliau. Alhamdulillah, dengan izin dan karunia Allah, menjelang usia 10 tahun matanya sembuh secara total.

Monday, June 4, 2012

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Game Tournaments)

TGT (Teams Games Tournaments), merupakan metode pembelajaran pertama dari Johns Hopkins. Dalam metode ini, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat sampai lima orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya diadakan turnamen, di mana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. TGT menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual (Robert E. Slavin, 2008). 
Menurut Robert E. Slavin (2008), pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 komponen utama, yaitu : presentasi di kelas, tim (kelompok), game (permainan), turnamen (pertandingan), dan rekognisi tim (perhargaan kelompok). Prosedur pelaksanaan TGT dimulai dari aktivitas guru dalam menyampaikan pelajaran, kemudian siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya diadakan turnamen, di mana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. TGT modifikasi dari Robert E. Slavin terdiri dari lima tahap aktivitas pengajaran, sebagai berikut: 
1. Persiapan Guru mempersiapkan media pembelajaran dan materi yang akan disampaikan beserta Lembar Kerja Kelompok (LKK), melakukan tanya jawab mengenai pengetahuan awal materi yang akan dipelajari. Kemudian guru mempersiapkan alat-alat untuk permainan, yaitu: kartu permainan yang dilengkapi nomor, skor, dan pertanyaan mengenai materi. 
2. Presentasi Kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, dan diskusi yang dipimpin guru. Disamping itu, guru juga menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan memberikan motivasi. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game (turnamen) karena skor game akan menentukan skor kelompok. 
3. Belajar Kelompok (Tim) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 orang yang anggotanya heterogen dari kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotivasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan. Pada saat pembelajaran, fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game (turnamen). Setelah guru menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengan menggunakan hasil lembar kerja kelompok. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab. Penataan ruang kelas diatur sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. 
4. Permainan/Pertandingan (Game/Turnamen) Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta mempunyai kemampuan yang homogen. Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditangapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar. Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal. Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua kelompok. Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh kelompoknya 
5. Rekognisi Tim (Penghargaan Tim) Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok dibagi dengan dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh. 
From : http://www.sekolahdasar.net/2012/05/pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-teams.html