oleh
Agus Mukhtar R*
Abstraction
Lesson Study is a model of professional development of educators (teachers) through the assessment and ongoing learning kolabotarif based on the principles of collegiality and mutual learning to build a learning community .. Lesson Study is not a strategy or method of learning, but coaching is one way to improve the learning process. In the basics 'lesson study' includes 3 (three) stages of the planning activities (planning), implementation (action/do) learning and observation and reflection (reflection/see),
Key words
Pendahuluan
Kalau diamati secara filosofis, ada perubahan mendasar yang dilakukan
untuk meningkatkan hasil pembelajar- an melalui berbagai pendekatan.
Siswa yang selama ini dianggap sebagai obyek pendidikan, ditingkat- kan
kedudukannya sebagai subyek pendidikan. Perubahan pendekatan dari
penekanan pada bagaimana guru mengajar (teacher-centered) menjadi bagaimana siswa belajar (student-centered)
ini melekatkan segala pertimbangannya kepada murid terlebih dahulu,
bukan kepada guru seperti yang selama ini berlangsung. Mempertimbangkan
proses pembela-jaran yang akan berlangsung juga didasarkan kepada apa
yang harus dilakukan murid. Muridlah yang menjadi titik perhatian,
sumber penilaian, dan sumber masukan untuk peningkatan kinerja
pembelajaran. Inilah nampaknya yang dianut dalam Lesson Study.
Pembahasan
Didalam peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Bab IV pasal 19 ayat 1 dinyatakan bahwa proses
pembe-lajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk
berpartisi-pasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologi siswa.
Lesson study
merupakan salah satu bentuk pembinaan guru (in-service) yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan profesionalisme
guru. Dengan lesson study para guru dapat leluasa meningkatkan
kinerja dan keprofesio-nalannya yang akhirnya dapat meningkatkan mutu
pembelajaran dan meghasilkan siswa yang berkualitas tinggi. Slamet Mulyana (2007) mem-berikan rumusan tentang Lesson Study sebagai salah
satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran
secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip
kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
Catherine Lewis (2004) me-ngingatkan dua sisi yang harus diperhatikan dari penerapan Lesson Study:
“lesson study is a simple idea. If you want to improve instruction, what could be more obvious than collaborating with fellow teachers to plan, observe, and reflect on lessons? While it may be a simple idea, lesson study is a complex process, supported by collaborative goal setting, careful data collection on student learning, and protocols that enable productive discussion of difficult issues”.
Lesson Study
bukanlah suatu strategi atau metode dalam pem-belajaran, tetapi
merupakan salah satu upaya pembinaan untuk mening-katkan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan
berke-sinambungan dalam merencanakan (plan), melaksanakan (do), meng-observasi dan melaporkan hasil pembelajaran/refleksi (see). Yaitu;
1.Merencanakan
pembelajaran dengan penggalian akademis pada topik dan alat - alat
pembelajaran yang digunakan, yang selanjutnya dise-but tahap Plan.
2.Melaksanakan
pembelajaran yang mengacu pada rencana pem-belajaran dan alat - alat
yang disediakan, serta mengundang rekan - rekan sejawat untuk mengamati.
Kegiatan ini disebut tahap Do.
3.Melaksanakan
refleksi melalui berbagai pendapat/tanggapan dan diskusi bersama
pengamat/obser-ver. Kegiatan ini disebut tahap See.
Dari hasil pengamatannya, me-lengkapi tahapan di atas, Catherine Lewis (2004) mengemukakan ciri-ciri esensial dari Lesson Study, yaitu:
1. Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson study
didahului adanya kesepakatan dari para guru tentang tujuan bersama yang
ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang dengan cakupan
tujuan yang lebih luas, misalnya tentang: pengembangan kemampuan
aka-demik siswa, pengembangan kemampuan individual siswa, pemenuhan
kebutuhan belajar siswa, pengembangan pembela-jaran yang menyenangkan,
mengembangkan kerajinan siswa dalam belajar, dan sebagainya.
2. Materi pelajaran yang penting. Lesson study
memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan
menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa serta sangat sulit untuk
dipelajari siswa.
3. Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dari Lesson Study
adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya,
apakah siswa menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana
siswa bekerja dalam kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan
tugas-tugas yang diberikan guru, serta hal-hal lainya yang berkaitan
dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat perhatian tidak
lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana
lazimnya dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala
sekolah atau pengawas sekolah.
4. Observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung boleh dikatakan merupakan jantungnya Lesson Study.
Untuk menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilak-sanakan
siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat dari
tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara
langsung. Dengan melakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh
tentang proses pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan
sampai hal - hal yang detail sekali pun dapat digali. Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja digunakan hanya sebatas pelengkap, dan bukan sebagai pengganti.
Pandangan kritis yang dikemu-kakan inilah sehingga membedakan
pelaksanaan Lesson Study dengan proses pembelajaran yang biasa kita
terapkan di Indonesia selama ini. Sebagai salah satu alternatif guna
mengatasi masalah praktik pembe-lajaran yang selama ini dipandang kurang
efektif, Lesson Study, sejak tahapan merencanakan (plan), kemudian
melaksanakan (do), dan akhirnya refleksi (see) membutuhkan keterbukaan
dan melibatkan pihak lain. Inilah hal terpenting yang ingin saya garis
bawahi agar Lesson Study dapat diterapkan dan berhasil di Indonesia.
Pertama, kemauan membuka diri. Membuka diri berarti menerima masukan dari pihak lain sejak merencanakan materi pelajaran, ketika melaksanakan apa yang telah direncanakan, dan merefleksikan hasil pelaksanaan tersebut sehingga memungkinkan guru-guru dapat membagi pengalaman pembelajaran dengan sejawatnya.
Lesson study sebagai salah satu program kegiatan untuk mening-katkan
kompetensi guru dan kualitas pembelajaran dapat dikembangkan di sekolah
sebagai studi untuk analisis atas suatu praktik pembelajaran yang
dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran berbasis riset untuk menemukan
inovasi pembelajaran tertentu. Apabila semua ini dapat menjadi sebuah
tradisi atau kebiasaan maka akan tampak hasil yang signifikan.
Implementasi program ini perlu dimonitor dan dievaluasi sehingga akan
diketahui bagaimana keefektifan, keefesienan dan perolehan pihak-pihak
yang terlibat di dalamnya. Inilah hal
Kedua, yang harus diperhatikan;
Pada dasarnya, Lesson Study dapat dilaksanakan melalui 7 (tujuh) langkah kegiatan, yaitu:
1. Pembentukan kelompok Lesson Study
2. Penentuan fokus Lesson Study
3. Perencanaan Lesson Study
4. Persiapan observasi
5. Pelaksaan dan observasi pembela-jaran
6. Tanya jawab (diskusi) tentang pembelajaran yang dilaksanakan, dan
7. Refleksi dan perencanaan langkah berikutnya (Richardson, 2006)
Lesson Study yang diniatkan untuk merevitalisasi MGMP (Musya-warah Guru
Mata Pelajaran –setelah era efektif PKG)- menyodorkan paradigma kritis
tentang pembelajaran. Meningkatkan mutu pembelajaran melalui pengamatan
kepada perilaku siswa adalah terobosan yang ditawarkan. Sikap dan
perilaku yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran menjadi titik
perhatian untuk meningkatkan pembelajaran pada proses berikutnya.
Hal ini ditandai pada posisi pandang para pengamat ketika tahap
pelaksanaan (do) berlangsung. Semua catatan yang diperoleh merupakan
bahan diskusi pada tahap refleksi (see).
Kegiatan merencanakan (plan), melaksanakan (do), dan refleksi (see)
menuntut keterbukaan, kebersediaan bekerja sama dengan pihak lain.
Keterbukaan inilah yang masih menjadi kendala guru-guru kita. Menerima
masukan ketika meren-canakan pelajaran masih mungkin dilakukan. Tetapi
membuka pintu kelas untuk dihadiri dan dalam jumlah banyak guru lain
untuk mengamati ketika sedang mengajar, bukanlah kendala yang mudah
ditaklukkan. Apalagi kebersediaan untuk dicer-mati, diberikan masukan
dan kritikan terhadap proses pembelajaran yang baru saja dilaksanakan.
Perlu diingat bahwa inti kegiatan refleksi (see) adalah kesiapan untuk
saling men-dengarkan, selain itu juga bisa mempertimbangkan kembali
sejauh mana rencana pembelajaran tersebut telah sesuai dan dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa, sebagai dasar untuk perbaikan
selanjutnya. Hambatan psikologis inilah yang harus diatasi terlebih
dahulu untuk melihat keberhasilan proses Lesson Study.
Penerapan Lesson Study dida-sarkan kepada proses, usaha yang
berkesinambungan. Proses yang asli dan nyata, bukan tampil karena hanya
untuk diamati. Kondisi natural inilah yang diyakini dapat membuat ilmu
yang diperoleh tidak pernah dilupakan siswa. Guru harus merubah cara
menyampaikan ilmunya, dari yang bersifat klasikal (penyampaian materi)
menjadi eksploratif (pemahaman arti suatu ilmu). Keaktifan siswa dalam
bereksplorasi tidak akan terganggu oleh banyaknya pengamat yang hadir di
dalam kelasnya.
Lesson study merupakan salah satu cara yang efektif untuk mening-katkan kualitas pembelajaran. Hal ini dikarenakan :
1) pengembangan lesson study dilakukan dan didasarkan pada hasil “sharing” pengetahuan profesional yang berlandaskan pada praktik dan hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru,
(2) penekanan mendasar pada pelaksanaan suatu lesson study adalah agar para siswa memiliki kualitas belajar,
(3) kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa, dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas,
(4) berdasarkan pengalaman nyata dan alami di kelas, lesson study mampu menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran, dan
(5) lesson study akan menempatkan peran para guru sebagai peneliti pembelajaran (Lewis, 2004).
Terkait dengan penyelenggara-annya, Slamet Mulyana (2007) mengetengahkan tentang dua tipe penyelenggaraan Lesson Study, yaitu Lesson Study berbasis sekolah dan Lesson Study berbasis MGMP. Lesson Study berbasis
sekolah dilaksanakan oleh semua guru dari berbagai bidang studi dengan
kepala sekolah yang bersangkutan. dengan tujuan agar kualitas proses dan
hasil pembelajaran dari semua mata pelajaran di sekolah yang
bersangkutan dapat lebih ditingkatkan. Sedangkan Lesson Study
berbasis MGMP merupakan peng-kajian tentang proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh kelompok guru mata pelajaran tertentu, dengan
pendalaman kajian tentang proses pembelajaran pada mata pelajaran
tertentu, yang dapat dilaksanakan pada tingkat wilayah, kabupaten atau
mungkin bisa lebih diperluas lagi.
Dengan penjelasan singkat di atas, saya berkeyakinan bahwa Lesson Study
dapat dijadikan jembatan untuk meniti ke arah cita-cita proses
pembelajaran yang ideal sebagaimana tercantum dalam Standar Nasional
Pendidikan di atas. Para
guru dapat leluasa meningkatkan kinerja dan keprofesionalannya yang
akhirnya dapat meningkatkan mutu pembe-lajaran. Upaya terus menerus
menerapkannya dapat meningkatkan kolaborasi akademik dan dapat dilakukan
secara berkelanjutan sehingga para guru dapat mengkaji mutu
pembelajaran berdasarkan data dan fakta yang sesungguhnya.
Secara individual, hal ini diyakini dapat menumbuhkan semangat
introspeksi terhadap apa yang sudah dilakukan selama ini dalam proses
pembelajarannya. Sehingga paradig-ma guru yang hanya mentransfer
pengetahuan yang dimiliki menjadi memberikan inspirasi kepada siswa
untuk berkreasi dan melatih siswa untuk hidup mandiri.
Agar dapat lebih memberi makna, perlu lebih diaktifkan peran dari
komponen yang terkait dalam bidang pendidikan, Kepala Sekolah, MGMP,
Kantor Dinas Pendidikan, Universitas, dan para pemerhati pendidikan pada
komitmen nyata dalam mendukung kegiatan Lesson Study
Kesimpulan
1. Lesson Study dilaksanakan ber-dasarkan tahapan - tahapan secara siklik, meliputi :
(a) tahapan perencanaan (plan);
(b) pelaksanaan (do);
(c) refleksi (see);
2. Lesson Study
merupakan salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berke-lanjutan
berlandaskan pada prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk
membangun komunitas belajar.
3. Ciri-ciri dari Lesson Study
yaitu adanya: (a) tujuan bersama untuk jangka panjang; (b) materi
pelajaran yang penting; (c) studi tentang siswa secara cermat; dan (d)
observasi pembelajaran secara langsung
4. Lesson study
memberikan banyak manfaat bagi para guru, antara lain: (a) guru dapat
mendokumentasikan kemajuan kerjanya, (b) guru dapat memperoleh umpan
balik dari anggota/komunitas lainnya, dan (c) guru dapat mempublikasikan
dan mendiseminasikan hasil akhir dari Lesson Study
5. Penyelenggaraan Lesson Study dapat dilakukan dalam dua tipe: (a) Lesson Study berbasis sekolah; dan (b) Lesson Study berbasis MGMP
Lesson Study
jangan dianggap sebagai sebuah proyek sesaat dan ketika terjamin
dukungan keuangannya saja, tetapi meru-pakan kegiatan terus menerus yang
tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan
prinsip-prinsip dalam Total Quality Management (TQM), yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa secara terus-menerus, dan berdasarkan data.
· Lesson Study hendaklah
dilakukan di wilayah guru mengajar dengan menggunakan kelas dalam
lingkungan nyata, sehingga akan membiasakan guru bekerja secara
kolaboratif baik dengan guru bidang studi dan dengan guru di luar
bidang studi, bahkan dengan masyarakat.
Sumber Bacaan:
Slamet Mulyana. 2007. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat
Catherine Lewis (2004) Does Lesson Study Have a Future in the United States? Online: http://www.sowi-online.de/journal/2004-1 /lesson_lewis.htm
Richardson, J. 2006. Lesson study: Teacher Learn How to Improve Instruction. National Staff Development Council. (Online): http://www.nsdc.org 03/05/06.
* Widyaiswara Pusdiklat Tenaga TeknisPendidikan dan Keagamaan Kemenag RIsumber : http://www.balitbangdiklat.kemenag.go.id/indeks/jurnal-kediklatan/504-keistimewaan-dan-tantangan-lesson-study.html
No comments:
Post a Comment