Friday, June 15, 2012

Bila Anak Demam Jangan Langsung Diberi Penurun Panas

Go4HealthyLife.com, Jakarta - Biasanya para orangtua akan panik jika mengetahui anak mereka mengalami demam, sehingga mereka akan langsung memberikan obat penurun panas.

Tapi sebenarnya para orangtua tak perlu terlalu cemas bila mendapati suhu tubuh anak mereka meningkat, demikian saran dari American Academy of Pediatrics (AAP) seraya mengingatkan orang tua bahwa demam biasanya hanya respons alami tubuh terhadap penyakit, dan menurunkan demam justru akan memperlama penyakit.

AAP merekomendasikan, secara umum orangtua hanya perlu mengobati demam jika kondisi itu membuat anak mereka merasa tidak nyaman.

"Demam adalah salah satu kondisi yang paling sering membuat orangtua menghubungi dokter atau penyedia layanan kesehatan. Para orangtua ketakutan, dan ditambah lagi dengan adanya banyak mitos tentang hal-hal buruk yang dapat terjadi ketika anak demam," kata penulis utama studi, Dr. Janice Sullivan, seorang profesor perawatan klinis pediatrik dan farmakologi klinis di University of Louisville School of Medicine dan Kosair Children's Hospital, di Kentucky.

"Kadang-kadang, orangtua berpikir bahwa jika mereka mengobati demam, anak mereka akan sembuh lebih cepat, tetapi demam adalah tanda penyakit, dan itu cara tubuh memperlambat kuman sehingga mudah menyingkirkan mereka. Demam adalah salah satu pemicu agar tubuh Anda menghasilkan lebih banyak sel darah putih. Jika Anda menurunkan demam, maka anak Anda tidak mungkin memproduksi banyak sel darah putih untuk melawan infeksi," jelasnya.

"Para keluarga perlu mengingat bahwa ketika seorang anak demam, itu merupakan gejala, bukan masalah utama. Demam dapat bermanfaat, jadi orangtua harus benar-benar mengetahui apa yang menyebabkan demam, bukan demamnya yang diobati," saran Dr. Basil Zitelli, dokter anak di Children's Hospital of Pittsburgh.

Laporan AAP, yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics edisi Maret, menunjukkan bahwa ketimbang berfokus pada angka di termometer, orangtua seharusnya melihat perilaku anak mereka apakah sudah perlu diberikan obat penurun panas atau belum.

"Jika anak Anda masih bisa makan dan minum dengan baik, dan masih terlibat dalam beberapa kegiatan - meskipun mereka mungkin tidak aktif seperti biasa - dan tidak tampak sangat tidak nyaman, biarkan tubuh anak menggunakan mekanisme pertahanan alaminya," kata Zitelli.

Di sisi lain, jika anak Anda tampak lesu dan tidak nyaman, Anda bisa menggunakan obat demam, seperti acetaminophen (Tylenol) atau ibuprofen (Advil, Motrin) sehingga anak Anda merasa sedikit lebih baik. Berikan obat ini sesuai anjuran dokter atau label dalam kemasan obat, yaitu berdasarkan usia anak dan berat badan.

Namun, AAP menyarankan agar berhati-hati ketika memberikan obat demam, karena bila kelebihan dosisi dapat mengancam jiwa. Apalgi, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sekitar 50 persen orangtua tidak memberikan anak-anak obat dengan dosis yang tepat.

Sullivan mengatakan bahwa sangat penting bagi orangtua untuk tidak memberikan anak-anak mereka dengan obat demam untuk orang dewasa, sekalipun dengan membelah tablet agar dosisnya benar. "Sangat penting untuk menggunakan obat yang sesuai dengan usia anak, dan gunakan alat pengukur yang sesuai," kata Sullivan.


Laporan AAP juga mengingatkan orangtua untuk tidak memberikan aspirin kepada anak-anak, karena penggunaannya telah dikaitkan dengan perkembangan kondisi yang berpotensi mengancam jiwa, yang disebut sindrom Reye. AAP juga tidak menyarankan untuk membasuh dengan alkohol untuk pendinginan, karena akan terlalu banyak alkohol yang diserap melalui kulit.

Secara umum, orangtua harus menghubungi dokter anak jika:

    * Seorang bayi di bawah 3 bulan dan mengalami demam hingga 38 derajat Celsius atau lebih.
    * Seorang bayi antara 3 dan 6 bulan mengalami demam hingga 38,6 derajat Celsius atau lebih.
    * Seorang anak berusia 1 tahun lebih yang mengalami demam hingga 39,4 derajat Celsius atau lebih.
    * Setiap anak yang menderita demam disertai dengan rasa lesu, sakit kepala, ruam kulit, sulit bernapas      atau dehidrasi.

from : http://www.go4healthylife.com/articles/3865/1/Bila-Anak-Demam-Jangan-Langsung-Diberi-Penurun-Panas-/Page1.html
















Wednesday, June 13, 2012

Pengelolaan Sampah yang ramah lingkungan di sekolah

Oleh: Nasih Widya Yuwono
Makalah disampaikan pada ” Pelatihan Pengembangan Sekolah Hijau untuk guru-guru SMK RSBI  se-DIY”, LPPM UGM bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Provinsi DIY, Yogyakarta: 25-28 Oktober 2010.

Pengertian Sampah
Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan [manusia] yang berwujud padat [baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai] dan dianggap sudah tidak berguna lagi [sehingga dibuang ke lingkungan]. Alam tidak mengenal sampah, yang ada hanyalah daur materi dan energi. Hanya manusia yang menyampah [mengakibatkan munculnya sampah].
Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan bahan buangan, karena tidak ada proses konversi yang memiliki efisiensi 100%. Sebagian besar bahan buangan yang dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini bersifat organik [memiliki ikatan CHO, bagian tubuh makhluk hidup]. Sampah yang berasal dari aktivitas manusia yang dapat bersifat organik maupun anorganik. Contoh sampah organik adalah: sisa-sisa bahan makanan, kertas, kayu dan bambu. Sedangkan sampah anorganik [hasil dari proses pabrik] misalnya: plastik, logam, gelas, dan karet.
Ditinjau dari kepentingan kelestarian lingkungan, sampah yang bersifat organik tidak begitu bermasalah karena dengan mudah dapat dirombak oleh mikrobia menjadi bahan yang mudah menyatu kembali dengan alam. Sebaliknya sampah anorganik sukar terombak dan menjadi bahan pencemar.
Pencemaran lingkungan umumnya berasal dari sampah yang melonggok  pada suatu tempat penampungan atau pembuangan. Perombakan sampah organik dalam suasana anaerob [miskin oksigen] akan menimbulkan bau tak sedap. Makin tinggi kandungan protein dalam sampah, makin tak sedap bau yang ditimbulkan. Dampak lain karena timbunan sampah dalam jumlah besar adalah lingkungan yang kotor dan pemandangan yang kumuh.
Timbunan sampah menjadi sarang bagi vektor dan penyakit. Tikus, lalat, nyamuk akan berkembang biak dengan pesat. Ruang yang ada dicelah-celah sampah dapat berupa ban, kaleng bekas, kardus, dan lain-lain merupakan hunian yang ideal bagi tikus. Lalat pada umumnya berkembangbiak pada sampah organik, terutama pada sampah yang banyak mengandung protein, seperti sisa makanan.  Suasana yang lembab dan hangat sangat cocok untuk habitat nyamuk. Sampah organik menyediakan sumber makanan yang melimpah bagi mereka.
Karakteristik sampah di Sekolah
            Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Secara umum sampah dapat dipisahkan menjadi :
  1. Sampah organik/mudah busuk  berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan kulit buah-buahan, sisa ikan dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan ranting).
  2. Sampah anorganik/tidak mudah busuk berupa : kertas, kayu, kain, kaca, logam, plastik , karet dan tanah.
            Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya sedikit sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan sedikit logam. Sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan dan daun pisang pembungkus makanan.
Pengelolaan sampah
  1. Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda.
  2. Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:
    • Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih memungkinkan untuk dipakai [penggunaan kembali botol-botol bekas].
    • Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.
    • Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi barang yang lebih berguna [daur ulang sampah organik menjadi kompos].
  3. Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir(TPA).
Sampah yang dibuang ke TPS ditempatkan berdasarkan pemilahan sampah yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan karena sampah organik cepat membusuk sementara sampah non organik membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membusuk sehingga memerlukan perlakuan khusus. Untuk TPS yang sengaja disediakan oleh pihak sekolah sebaiknya TPS tersebut berupa lubang yang dilengkapi dengan sistem penutup sehingga tikus, serangga, dan hewan-hewan tertentu tidak masuk ke dalamnya dan juga untuk menghindari bau dari sampah yang bisa mengganggu.
Untuk memudahkan jangkauan biasanya juga disediakan bak-bak sampah kecil yang ditempatkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau sebagai tempat penampungan sampah sementara sebelum dibuang ke TPS. Penampungan sampah dalam bak sampah ini juga sebaiknya dipisahkan menjadi tempat sampah organik dan anorganik dan kalau sudah penuh harus segera dibuang ke TPS atau langsung diambil oleh petugas kebersihan untuk dibuang ke TPA.
Perancangan Pengelolaan Sampah di Sekolah
Di lingkungan sekolah, pengelolaan sampah membutuhkan yang perhatian serius. Dengan komposisi sebagian besar penghuninya adalah anak-anak [warga belajar] tidak menutup kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai media pembelajaran bagi siswa-siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah berwawasan lingkungan.
Sampah basah bisa diolah menjadi kompos. Prosesnya mudah dan sederhana. Anak usia sekolah SD hingga SLTA bisa mengerjakan sendiri. Pembuatan kompos dengan sampah basah di sekolah bisa menjadi media pembelajaran untuk anak didik. Setidaknya anak akan belajar tentang Ilmu Pengetahuan Alam. Anak juga akan belajar menghargai lingkungan. Mereka akan belajar bagaimana sampah itu bisa bermanfaat bagi manusia bukan hanya sebagai sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk memupuk tanaman yang ada atau sebagi bahan campuran media tanam dalam pot.
Kertas bekas yang dihasilkan banyak sekali yang berjenis HVS. Jenis kertas ini di kalangan pemulung memiliki harga yang paling tinggi. Belum lagi kertas karton, kertas pembungkus makanan dan kertas jenis lainnya. Khusus untuk sampah kertas, bisa dilakukan dua hal untuk pengelolaannya.
  1. Yang pertama adalah daur ulang sebagai pengelolaan sendiri. Sampah kertas bisa didaur ulang dengan cukup mudah. Kertas bekas dipotong kecil-kecil dan direndam ke dalam air. Proses berikutnya adalah diblender hingga berubah menjadi bubur kertas. Dari sinilah kreativitas anak diperlukan. Bubur kertas bisa dijadikan bahan kertas daur ulang atau bisa dijadikan bahan dasar kreativitas lain, misalnya topeng kertas atau bentuk pigora.
  2. Bentuk pengelolaan kedua adalah sistem pemilahan untuk dijual. Kertas berjenis HVS dipisah dari jenis lain misalnya koran, karton dan kerdus. Kertas bekas yang sudah dipilah tadi dijual ke pemulung. Pemulung secara berkala akan datang ke sekolah untuk mengambil kertas tersebut.
Jenis sampah lain yang juga lumayan banyak di sekolah adalah plastik. Sampah ini sebagian besar terdiri dari bungkus plastik dan botol minuman mineral. Untuk jenis terakhir inilah yang sekarang banyak dicari orang. Botol minuman bekas yang berbahan plastik PET bisa didaur ulang menjadi biji plastik. Demikian juga halnya dengan kaleng minuman bekas yang berbahan logam. Sampah jenis ini juga sebaiknya dipilah, dikumpulkan untuk kemudian dijual. Anak-anak juga dapat berkreasi merangkainya menjadi barang kerajinan atau hiasan dinding.
Dengan sistem pemilahan ini diharapkan anak didik dapat belajar betapa sampah yang semula kotor dan menjijikkan ternyata memiliki nilai jual. Mata pelajaran ekonomi dapat dipelajari dari seonggok sampah di sekolah. Anak didik akan menyadari bahwa peluang kerja ada di sekitarnya, bukan hanya dicari tapi dapat juga diciptakan.
Dalam perancangan pengelolaan sampah di sekolah, para siswa perlu dilibatkan secara aktif. Hal ini dapat dilakukan dengan pembentukan regu-regu yang bertugas secara terjadwal. Kegiatan pameran dan kompetisi berkala dapat dilakukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap pengelolaan sampah.  Menulis di blog atau majalah dinding merupakan latihan yang bagus untuk menumbuhkan jiwa-jiwa mengelola sampah. Sehingga muncul kesadaran baru bahwa,  “Sampah bukan masalah, tetapi peluang”.

from : http://nasih.wordpress.com/2011/05/15/pengelolaan-sampah-yang-ramah-lingkungan-di-sekolah-2/

Ciri-ciri Makanan Berformalin

Cakrawala - Bagaimana cara pasti mengetahui jenis makanan yang mengandung formalin?
Deteksi formalin secara kualitatif ataupun kuantitatif dengan akurat hanya dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan pereaksi kimia.
Namun, kita pun sebagai orang awam tetap dapat mengetahui jenis makanan yang mengandung formalin dengan mengenali ciri-ciri makanan yang mengandung formalin dengan yang tidak mengandung formalin.
Berikut ciri-ciri pada makanan tertentu yang mengandung formalin :

Ikan segar berformalin 
Ciri-cirnya :

  • Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar 25 derajat celcius
  • Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan warna merah segar dan daging ikan terlihat putih bersih
  • Bau menyengat, bau ciri khas formalin
Ikan Asin berformalin
Ciri-cirinya :

  • Tidak rusak hingga 1 bulan, pada suhu kamar 25 derajat celcius
  • Ikan bersih dan cerah
  • Tidak berbau khas ikan asin
Mie Basah berformalin :
Ciri-cirinya :
  • Tidak rusak sampai dua (2) hari pada suhu kamar normal 25 derajat celcius
  • Bertahan hingga lebih dari 15 hari pada suhu lemari es 10 derajat celcius
  • Bau khas formalin yang agak menyengat
  • Tidak lengket, lebih mengkilap dibandingkan mie normal
Tahu berformalin
Ciri-cirinya :
  • Tahu tidak rusak hingga tiga (3) hari pada suhu kamar 25 derajat celcius
  • Dapat bertahan hingga lebih dari 15 hari di dalam lemari es pada suhu 10 derajat celcius
  • Tahu terasa keras, namun tidak padat
  • Bau agak menyangat, bau ciri khas formalin, dengan kandungan formalin 0.5-1 ppm
Pentol (Bakso) berformalin
Ciri-cirinya :
  • Bakso Tidak rusak sampai lima (5) hari pada suhu kamar 25 derajat celcius
  • Teksturnya sangat kenyal
kemudian yang ter baru nih,

Lontong berformalin
Ciri-cirinya :
  • Lontong dapat bertahan hingga lebih dari 1 minggu, dalam suhu kamar normal 25 derajat celcius
  • Jikia di potong/ di iris tidak lengket, kenyal dan bagus
  • Tekstur lebih menarik jika di potong
Semoga artikel ciri-ciri makanan berformalin ini dapat bermanfaat bagi Anda dan keluarga untuk lebih waspada dalam memilih makanan yang sehat dan berkualitas, sehingga Anda dan keluarga terhindar dari akibat yang tidak diinginkan.
Salam, Cakrawala

Membuat BROS atau PIN dari Plastik bekas atau botol plastik bekas

Membuat BROS atau PIN dari Plastik bekas atau botol plastik bekas
Untuk membuat pin atau bros dari plastik bekas, dapat anda lakukan dirumah atau ditempat kerja anda dengan sangat sederhana, yaitu hanya dengan kita melelehkan sebuah plastik dengan bentuk akhir tertentu. Plastik tidak perlu dibakar hangus, hanya kita panaskan, sedangkan untuk cetakan kita bisa mempergunakan sendok makan yang tidak terpakai lagi.