Tuesday, November 25, 2014

Barbarossa, Laksamana Muslim Yang Legendaris ...

khairuddin barbarossa
Hollywood adalah corong Barat dalam melakukan propagandanya untuk mengaburkan sejarah secara tidak langsung kepada generasi Islam. Salah satu pembahasan pada artikel ini adalah Pirates of The Caribbean dimana karakter Barbarossa sebagai kapten kapal Black Pearl yang jahat dan bengis. Malah yang lebih parah penjelasan produser bahwa Barbarossa adalah karakter fiksi alias tidak pernah ada.
Film sekuel propaganda ini telah di produksi sebanyak 4 episode, bahkan menurut Walt Disney Pictures telah mengumumkan jadwal rilis film Pirates Of The Caribbean 5 pada Juli 2015. Keempat seri film tersebut yang telah rilis adalah:

  1. Pirates of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl (2003)
  2. Pirates of the Caribbean: Dead Man’s Chest (2006)
  3. Pirates of the Caribbean: At World’s End (2007)
  4. Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides (2011)
Siapakah Captain Barbarossa (Barbossa) yg sering kalah oleh Jack Sparrow itu? Ternyata sejarah berkata lain. Sangat jauh dari apa yg di produksi oleh orang-orang kafir di barat sana. Justru Captain Barbarossa adalah Laksamana Islam yang sangat disegani dan ditakuti di Turki pada zaman Khilafah Utsmani (Ottoman).
Berikut biografi singkatnya:
The Barbarosa Brothers
Pada abad ke-15 M, di Laut Mediterania terdapat dua bajak laut bersaudara yang disebut The Barbarossa Brothers. Kedua tokoh ini menjadi legenda dalam dunia perompak dan merupakan tokoh bahari yang sangat ditakuti orang-orang Eropa pada zamannya. Sejarah mencatat bahwa mereka adalah Bajak Laut nomor 1 yang paling ditakuti (Baca : 8 real life pirates who roved the high seas). Kebiasaannya ialah membajak barang-barang berharga yang diangkut oleh kapal-kapal milik kerajaan-kerajaan Eropa yang melintasi Laut Mediterania. Awak kapal yang dibajak biasanya diberi dua pilihan; mati karena melawan atau hidup dengan menyerah secara sukarela.
aruj barbarossa
Barbarossa bukanlah sebuah nama. Barbarossa merupakan kata dalam bahasa Latin – gabungan dari kata barber (janggut) dan rossa (merah) atau ada juga yang mengatakan Baba Arch. Jadi Barbarrossa berarti janggut merah dan merupakan julukan yang diberikan oleh para pelaut Eropa kepada kakak-beradik Aruj dan Khairuddin dari Turki atau Khayr ad-Dīn (Khiḍr). Awalnya, kedua kakak beradik ini hanyalah pelaut-pelaut biasa yang rutin berlayar di wilayah perairan Yunani dan Turki.
Awal Gerakan Barbarosa
Pada suatu hari, tanpa sebab yang jelas, kapal milik keluarga mereka diserang secara brutal oleh kapal militer Knights of Rhodes. Dalam peristiwa ini, adik bungsu Aruj dan Khairuddin tewas terbunuh sehingga mereka sangat terpukul karena kejadian itu. Sejak saat itu, mereka melakukan aksi pembajakan kepada semua kapal-kapal militer milik kerajaan-kerajaan Kristen. Aksi-aksi mereka sangat menggemparkan dan membuat mereka ditakuti militer berbagai kerajaan Kristen. Aruj dan Khairuddin pun kemudian dikenal sebagai The Barbarossa Brothers Pirates karena keduanya yang berjanggut merah.
bendera barbarossa
Kaum Eropa menyebut Barbarossa sebagai bajak laut, meskipun tidak ada bendera hitam dan tengkorak yang menjadi simbol tradisional para pembajak. Maka jangan heran apabila zaman perjuangan dulu, penjajah menyebut pejuang kita sebagi ekstremis dan sekarang para mujadin disebut sebagai teroris. Bendera yang dipasang Aruj dan Khairuddin di kapal mereka adalah sebuah bendera berwarna hijau berisi kaligrafi doa Nashrun minallaah wa fathun qariib wa basysyiril mu’miniin, ya Muhammad, empat nama Khulafaur Rasyidin, pedang Zulfikar dan bintang segi enam Yahudi (Bintang David). Awak kapal yang dipimpin kedua bersaudara ini terdiri atas orang-orang Islam dari bangsa Moor, Turki, dan Spanyol, serta beberapa orang Yahudi.
Pada tahun 1492 M, Andalusia yang sejak tahun 756 M dikuasai oleh Daulah Khilafah Islamiyah, jatuh ke tangan Pasukan Salib Spanyol. Dalam peristiwa penaklukan Andalusia ini, jutaan orang Islam dan Yahudi tewas dibantai pasukan yang dipimpin Raja Ferdinand II dari Aragon.
Perjuangan jihad Barbarossa
Peristiwa itu mengubah haluan misi dendam Aruj dan Khairuddin menjadi misi jihad Islam. Bahu-membahu bersama sekelompok milisi bangsa Moor, mereka kemudian menyelamatkan puluhan ribu Umat Islam dari Spanyol ke Afrika Utara (Maroko, Tunisia dan Aljazair). Lalu mereka membangun basis pertahanan laut di Aljazair untuk menghadang gelombang serangan Pasukan Salib dari jalur Afrika Utara menuju Tanah Suci Palestina.
Khalifah Islam saat itu, Sulaiman I, mendengar cerita-cerita heroik Barbarossa bersaudara dan menjadi terkagum-kagum. Karena prestasi mereka di lautan, akhirnya Sulaiman I mengangkat Aruj dan Khairuddin sebagai Kapudan Pasha (Panglima Angkatan Laut) Khilafah Islamiyyah untuk membenahi Angkatan Laut secara total.
Politik adu domba Spanyol
Salah satu senjata penjajah yang sampai hari ini masih digunakan adalah “Politik Adu Domba. Sama halnya dengan perjuangan Barbarossa, Pada tahun 1518, Spanyol berhasil menghasut Amir kota Tlemcen (Tilmisan) untuk melancarkan pemberontakan kepada kepemimpinan Aruj sehingga ia menyerahkan pemerintahan Aljazair kepada Khairuddin untuk sementara. Setelah itu ia lalu memimpin pasukan untuk berangkat ke Tlemcen. Hati Aruj sangat pilu karena ia malah berperang dengan saudara sendiri sesama Muslim. Ia bertempur namun gugur di sana..
Dengan gugurnya Aruj, kepemimpinan Angkatan Laut Daulah Khilafah Islamiyah beralih ke tangan Laksamana Khairuddin. Spanyol mengira bahwa era kejayaan Barbarossa di Laut Tengah telah berakhir. Lalu dengan percaya diri, Spanyol mengirim 20.000 tentaranya ke Aljazair. Pertempuran hebat pun terjadi, namun Khairuddin berhasil memukul mundur pasukan laut tersebut.
Sejarah dan kehebatan pasukan Janissary 
Guna meminimalisir ancaman-ancaman yang diarahkan ke Afrika Utara, Khairuddin kemudian meminta kepada Khalifah Sulaiman I agar kekuasaan Amir Tunisia dan Tlemcen dialihkan kepadanya. Sulaiman I pun setuju dan pada 1519, Khalifah mengangkat Khairuddin sebagai Beylerbey (Bakhlair Baik) atau wakil Khalifah untuk wilayah Aljazair dan sekitarnya. Kemudian Khairuddin juga ditugasi memimpin pasukan pasukan elit Daulah Khilafah Islamiyah, Pasukan Janissary.
Dalam masa kepemimpinan Khairuddin, Pasukan Janissary berhasil melakukan banyak penyelamatan Umat Islam di Andalusia. Tercatat mereka melakukan 7 kali pelayaran dengan 36 buah kapal untuk mengangkut Umat Islam Spanyol yang diburu bagai hewan oleh Ferdinand II dan Pasukan Salibnya.
Pertengahan dekade 1520-an, Pasukan Darat Janissary yang dipimpin langsung Khalifah Sulaiman I berhasil memenangkan semua pertempuran darat. Pada saat bersamaan, Pasukan Laut Janissary di bawah pimpinan Khairuddin juga berhasil mengontrol lalu lintas pelayaran di Laut Tengah sepenuhnya. Kondisi ini jelas memukul moril Pasukan Salib Kristen Eropa.
Asal mula kopi di Eropa
Dalam suasana putus asa, pada tahun 1529 di pulau Penon, Spanyol menembakkan meriam ke menara masjid saat Adzan sedang berkumandang. Maka terjadilah peperangan hebat di Penon dan setelah 20 hari pulau tersebut berhasil dikuasai kembali oleh Khairuddin. Sementara di daratan, Sulaiman I membombardir Wina (Ibukota Austria) dengan dua kali serangan namun keduanya gagal. Pasukan Islam yang mundur dari pertempuran meninggalkan beberapa karung kopi yang kemudian dikenal sebagai minuman baru di Eropa.
Pada tahun 1535, Pasukan Salib Gabungan Spanyol dan Genoa di bawah pimpinan Charles V dan Andrea Doria (Knights of Malta) menyerang Tunisia dengan kekuatan 25.000 orang pasukan dan 500 kapal. Pertempuran pun berjalan tidak imbang hingga Tunisia pun jatuh ke tangan Spanyol. Pada tahun-tahun selanjutnya, Khairuddin Sang Barbarossa mengalami banyak kekalahan. Namun ia berhasil menduduki kepulauan Balearic dan merampas kapal-kapal Portugis dan Spanyol di selat Gibraltar.
Akhir gemilang Barbarosa sebelum tutup usia
Tahun 1538, Pasukan Salib Gabungan Italia-Spanyol menyerang Preveza yang saat itu merupakan pelabuhan penting di Laut Tengah. Andrea Doria memimpin 40 kapal dan Barbarossa hanya memimpin 20 kapal. Namun dengan kecerdikannya, Barbarossa memecah armadanya ke tiga arah dan menjebak Pasukan Andrea Doria di tengah untuk kemudian membombardir armada Andrea Doria habis-habisan. Andrea Doria dan armada lautnya pun kabur  dari pertempuran. Walaupun demikian, Khairuddin tak mengejarnya karena ia tak ingin berperang di laut lepas mengingat kapal-kapal armada laut Spanyol berkekuatan lebih besar.
Tiga tahun kemudian, Pasukan Salib Gabungan Spanyol-Genoa kembali menyerang Aljazair dengan kekuatan 200 kapal. Mereka sengaja melancarkan serangan di luar musim berlayar, untuk menghindari pertemuan dengan Pasukan Barbarossa. Rakyat Aljazair di bawah komando Hasan Agha berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan Aljazair. Charles V dan Andrea Doria yang memimpin serangan tak mengira bahwa pertahanan dan strategi perang Hasan Agha sangat matang, sehingga armadanya pun kacau-balau. Ketika itu pula tiba-tiba badai laut dahsyat menghantam Laut Mediterania. Andrea Doria dan Charles V berhasil selamat, dan kembali ke negerinya dengan kekalahan pahit.
Tahun 1565, dalam usia senja, Khairuddin Barbarossa memimpin pasukan untuk merebut Malta dari tangan Knights of St. John. Namun dalam pertempuran itu, Khairuddin gugur dan dimakamkan di Istanbul. Di dekat kuburannya didirikan masjid dan madrasah untuk mengenangnya. Hingga kini makam tersebut masih terawat untuk menjadi bukti kepahlawanan Khairuddin alias Barbarossa yang namanya masih ditakuti bangsa Eropa hingga zaman sekarang.
—–
Edited by: @pokamamil

No comments:

Post a Comment