Pemberitaan
mengenai ditemukannya gunung berapi bawah laut terbesar di indonesia
akhir-akhir banyak menarik perhatian masyarakat. Dengan Judul Ditemukan
Gunung Api Raksasa Bawah Laut Sumatera, segenap rasa takjub sekaligus
cemas mewarnai pembahasnya, lebih-lebih masyarakat Bengkulu yang berada
lebih dekat dengan lokasi gunung berapi tersebut. Namun beberapa waktu
berikutnya muncul informasi dari Badan Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi (BPPT) yang menuturkan bahwa Info Gunung Berapi bawah laut
tidak benar,yang memperkirakan bahwa bagian tersebut adalah bagian
lempengan yang berada di Wilayah Samudera Indonesia.
Tidak bermaksud menambah ruwet
permasalahan tentang benar atau tidaknya informasi tersebut, tidak ada
salahnya jika kita menilik lebih dalam lagi tentang Gunung Berapi di
bawah laut indonesia.
Gunung Laut atau Sea Mount
Menurut terjemahan bebas
dari wikipedia, Sea Mount atau Gunung Laut adalah sebuah gunung yang
naik dari dasar laut yang tidak sampai naik hingga permukaan air
(permukaa laut), dan dengan demikian bukanlah juga sebuah pulau. Umumnya
ditemukan terbentuk dari proses pembentukan gunung berapi dan muncul
pada kedalaman mulai dari 1000-4000 meter dari kedalaman dasar laut.
Setidaknya terdapat sebanyak 30.000 gunung laut yang tersebar di seluruh
dunia, dan hanya terdapat pembagian beberapa jenis gunung laut, adalah
Gunung Laut (seamount), dengan ciri ketinggian lebih dari 1000
meter (1km) dari dasar laut, Bukit - dengan ketinggian kurang dari 1000
meter dari dasar laut serta Pinnacle - berbentuk pilar yang lebih kecil.
Umumnya Gunung Laut terisolasi dan
berbentuk kerucut dan berasal dari proses vulkanik. Mempelajari secara
khusus gunung laut sangatlah menarik, karena memuat beberapa alasan:
Tingkat keanekaragaman hayati pada gunung laut (sea mount)
sangat bervariasi dan beranekaragam, juga sebagai batu loncatan untuk
penyebaran spesies pesisir, bisa juga disebut sebagai lokasi yang
sedang berproduksi tinggi yang sangan penting dalam mendukung aktifitas
komersial dibidang pertambangan dan karang perikanan, tetapi juga
termasuk ekosistem yang rapuh, sehingga perlu dijaga dengan ketat
terhadap upaya-upaya perusakan habitat.
Sebaran dan Kelimpahan Gunung Laut di Dunia
Gunung laut, didunia dapat ditemukan
pada semua cekungan di laut, dengan distribusi yang cukup bervariasi
dalam ruang dan waktu, dan dapat ditemukan pada bagian kerak samudera.
Hampir setengah dari gunung laut di dunia ditemukan pada Samudera
Pasifik dan sisanya tersebar pada bagian Atlantik dan Samudera India.
Menurut Encyclopedia of Earth,
memperkirakan sebaran gunung laut di dunia berkisar 100.000 gunung laut
yang memiliki ketinggian diatas 1000 meter, dan ribuan lainnya jika
dihitung di bawah ketinggian 1000 meter. Perkiraan ini didasarkan dengan
penggunaan satelit dengan memeriksa altimetry anomali gravitasi di
bawah permukaan laut. Namun keterbatasan cara ini untuk memperkirakan
yang kecil dan di kedalaman laut, sehingga masih terbatas untuk
memperkirakan jumlah yang sebenarnya.
Gunung Berapi Bawah Laut di Indonesia
Sebenarnya banyak sekali seamount
yang ada di sekitar Indonesia. Yang terkenal adalah yang berada
disebelah selatan Jawa. Salah satu gunungnya ada yang muncul kepermukaan
membentuk Pulau Krismas, atau Pulau Natal atau Christmas Island. Pulau
ini sangat terkenal sebagai tujuan wisata. Daerah Pulau Natal ini memang
tidak termasuk teritorial Indonesia, bahkan masuk Australia.
Pulau Natal atau Chrismas Island, merupakan sebuah kompleks gunung laut (seamount) yang sangat besar. Kompleks Gunung Laut ini memiliki arti khusus dalam proses alam baik keberagaman biologi maupun fisik.
Daerah dangkal dikelilingi lautan dalam
ini sering merupakan daerah berkumpulnya ikan-ikan laut karena daerah
ini seringkali ditumbuhi karang-karang karena airnya jernih, jauh dari
populasi manusia sehingga jauh dari sampah dan polusi. Dengan demikian
perlu penelitian khusus untuk mengetahui biodiversity (keberagaman hayati) di lingkungan kompleks gunung laut ini. Keberadaan biodiversity (keberagaman hayati) diseputar gunung laut ini ada harta berupa ikan dan karang yang harus dijaga lingkungannya.
Selain itu gunung laut ini bentuknya
sangat tidak merata, sehingga ketika kerak samudera ini menabrak kerak
benua, maka akan terjadi ganjalan. Nah ganjalan ini menjadikan proses
gempa yang unik.
Belum banyak memang informasi dan data
yang menyebutkan secara lengkap tentang gunung bawah laut di indonesia,
menjadi prioritas menjadi pengamatan secara khusus adalah gunung
berapinya, mengingat dampak yang disebabkan jika meletus. Lebih-lebih
pada tahun-tahun ini Indonesia mengalami begitu banyak musibah yang
disebabkan oleh bencana geologi.
Harian Kompas, melalui liputannya
mencatat bahwa Indonesia Memiliki 5 Gunung Api Bawah Laut, seperti yang
dituturkan oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Di perairan Sulawesi Utara yang dinyatakan masih aktif adalah Gunung
Submarine yang berada di bawah laut sebelah barat Pulau Marore yang
pernah meletus pada tahun 1922, juga Gunung Mahangetang (BanuaWalu) yang
tidak jauh dari Pulau Mahangetang.
Selain itu, diperairan Banda ada Gunung
Niuwewerker (1927) dan Emperor of China. Gunung Api bawah laut lainnya
adalah Gunung Hobal (1999) di perairan Nusa Tenggara Timur, secara
administratif gunung Hobal berada di Kecamatan Atedai, Kabupaten Flores
bagian Timur, Nusa Tenggara Timur, Pulau Lembata (nama lain Pulau
Lomblem).
Lebih Dekat dengan Gunung Api Bawah Laut
Dari beberapa penelitian dan survei
kelautan, sebagian besar gunung api yang telah terdeteksi berada di
kedalaman puluhan hingga ribuan kilometer sehingga hanya dapat diselami
dengan bantuan alat berteknologi khusus. Di antara banyak gunung berapi
terdapat dua gunung yang berada di perairan cukup dangkal.
Salah satunya di Pulau Mahengetang,
Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Banua Wuhu, demikian masyarakat
setempat menyebut gunung itu, berada hanya 300 meter dari sisi barat
daya Pulau Mahengetang. Titik kepundan gunung ditandai oleh keluarnya
gelembung di antara bebatuan di kedalaman 8 meter. Suhu air rata-rata di
sana 37-38 derajat celsius.
Di sejumlah lubang, keluar air panas
yang tampaknya mampu membuat tangan telanjang melepuh bila coba-coba
merogoh ke dalamnya. Saya hanya sempat menyelam dua kali di sini.
Pertama, karena terlalu sore, pasang telah naik dan arus cukup kuat.
Keesokan harinya kami turun tepat saat arus mati, yaitu masa antara
pergantian arus pasang dan surut. Saat itu kami dapat menjelajahi
topografi Banua Wuhu berupa bukit dan lembah tumpukan bebatuan berukuran
besar.
Kehidupan biota laut juga tak kalah
menarik, koloni terumbu karang yang rapat dan sehat terhampar di
kedalaman 10 meter hingga 20 meter. Konon terdapat lorong bawah laut
yang tembus dua arah. Masyarakat setempat menyelenggarakan upacara
tulude setiap akhir Januari. Dua minggu sebelum ritual tersebut, seorang
tetua adat akan menyelam dengan membawa piring putih berisi emas ke
lorong tersebut sebagai persembahan agar Banua Wuhu tidak murka.
(Sumber: http://khatulistiwa.info.)
No comments:
Post a Comment