Tuesday, March 26, 2013

Inilah 101 Ilmuwan dan Tokoh Sains Muslim Yang Dilupakan Dunia



Allah SWT menurunkan wahyu kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril dengan berkata “Iqra!”, pada ayat pertama di dalam Al-Qur’an. Iqra bukan hanya berarti “bacalah”, namun juga berarti “belajarlah”.
Begitu Maha Segalanya Allah SWT, hingga menurunkan satu kalimat pertama dalam wahyu-Nya yang ternyata mempunyai arti dan makna yang sangat berguna sekali bagi kelangsungan kehidupan manusia Bumi dikemudian hari.
*****
Bagaimana mungkin seorang Muhammad membaca? Beliau adalah seorang buta huruf. Beliau bukan seorang ilmuwan. Beliau bukanlah seorang pengarang. Dan, Al-Qur’an tidak diwahyukan secara berurutan. Namun sesuai kejadian-kejadian yang dialami oleh beliau.
Selama diwahyukan , Al-Qur’an tidak diturunkan berdasarkan ayat demi ayat yang berurutan, selalu acak, beda surah, beda ayat, beda kota, beda keadaan. Kemudian dihafalkannya beserta semua sahabatnya agar tidak saling lupa. Namun ketika tiap ayat di Al-Qur’an yang telah diwahyukan tersebut disusun, ternyata menjadi beraturan!
Itulah salah satu kitab Ilahi yang sempurna, mukzizat yang tiada duanya karena tidak hanya dapat dinikmati oleh Rasul dan kaum di zamannya, namun oleh segenap umatnya hingga akhir zaman (for all mindkind).

Disleksia


Disleksia
Disleksia bukanlah penyakit menular yang mematikan . Biarpun begitu, anak dengan disleksia perlu mendapat penanganan yang  tepat. Semua anak, pada awal masuk sekolah pastilah pernah mengalami kesulitan membaca dan menulis. Ini wajar karena persepsi visual anak – anak di bawah umur 8 tahun masih belum matang. Tak heran, banyak anak kelas 1 dann 2 SD yang masih salah menulis dan membaca. Agar anak lancer dan piawai menulis butuh banyak latihan dan daya juang. Namun bila kesulitan – terbata membaca, tulisannya buruk, dan tak menggunakan spasi dalam menulis – itu menetap mesik anak sudah berada di kelas 5 atau 6 berarti ada sesuatu yang salah. Boleh jadi anak mengalami gangguan disleksia.

Jika UN Dihapus, SD ke SMP Seperti Naik Kelas



Jika UN Dihapus, SD ke SMP Seperti Naik Kelas
Ujian nasional (UN) tingkat sekolah dasar (SD) pada 2013 tetap berlangsung, namun pada 2014 penyelenggaraan UN tersebut terbuka untuk dievaluasi. Hal ini dikatakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh di sela acara Pergelaran Anak Negeri di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur.

"UN 2013 besok tetap untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK seperti biasanya, hanya yang membedakan ada 20 variasi soal," kata Nuh dikutip dari Antara.

UN untuk jenjang SD baru bisa dievaluasi untuk penyelenggaraan tahun depan. Pada tahun ini, UN tetap akan dilaksanakan. Evaluasi UN merupakan bagian dari penerapan Kurikulum 2013 yang baru akan dilakukan pada pada tahun ajaran baru 2013/2014 yang dimulai pertengahan Juli mendatang.

Tema Pembelajaran Tematik Pada Kurikulum 2013


Kurikulum baru untuk tingkat SD/MI yang mulai diterapkan Juli 2013 mendatang menggunakan metode pembelajaran tematik integratif. Dalam metode tematik integratif, materi ajar disampaikan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Kompetensi dari berbagai mata pelajaran diintegrasikan ke dalam berbagai tema.

Pada Kurikulum Baru untuk SD/MI masing-masing kelas akan disediakan banyak tema. Umumnya tiap tingkatan kelas mempunyai delapan tema berbeda. Tema yang sudah dipilih itu harus selesai diajarkan dalam jangka waktu satu tahun. Guru diberi kewenangan untuk memilih teknis pengajaran maupun durasi pembelajaran satu tema.