Allah SWT menurunkan wahyu kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril dengan berkata “Iqra!”, pada ayat pertama di dalam Al-Qur’an. Iqra bukan hanya berarti “bacalah”, namun juga berarti “belajarlah”.
Begitu Maha Segalanya Allah SWT,
hingga menurunkan satu kalimat pertama dalam wahyu-Nya yang ternyata
mempunyai arti dan makna yang sangat berguna sekali bagi kelangsungan
kehidupan manusia Bumi dikemudian hari.
*****
Bagaimana mungkin seorang Muhammad membaca?
Beliau adalah seorang buta huruf. Beliau bukan seorang ilmuwan. Beliau
bukanlah seorang pengarang. Dan, Al-Qur’an tidak diwahyukan secara
berurutan. Namun sesuai kejadian-kejadian yang dialami oleh beliau.
Selama diwahyukan , Al-Qur’an tidak
diturunkan berdasarkan ayat demi ayat yang berurutan, selalu acak, beda
surah, beda ayat, beda kota, beda keadaan. Kemudian dihafalkannya
beserta semua sahabatnya agar tidak saling lupa. Namun ketika tiap ayat
di Al-Qur’an yang telah diwahyukan tersebut disusun, ternyata menjadi
beraturan!
Itulah salah satu kitab Ilahi yang sempurna,
mukzizat yang tiada duanya karena tidak hanya dapat dinikmati oleh
Rasul dan kaum di zamannya, namun oleh segenap umatnya hingga akhir
zaman (for all mindkind).